TARAKAN – Kasus korupsi proyek pembangunan Rumah Sakit Pratama (RSP) Bunyu di Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, kembali mencuri perhatian. Konsultan pengawas proyek, Rya Gustav dari PT Antariksa Globalindo, diputus 4 tahun 8 bulan penjara dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Samarinda, Senin (20/5/2025).
Hakim juga menjatuhkan denda Rp300 juta dengan subsider 6 bulan kurungan, serta memerintahkan Rya membayar uang pengganti Rp 1,6 miliar setelah dikurangi Rp 388 juta yang telah disetor.
Kuasa hukum Rya, Fadly, S.H, menghormati putusan hakim, namun meminta waktu untuk mempelajari salinan putusan sebelum memutuskan langkah hukum berikutnya.
“Kami akan pikir-pikir dulu. Ada beberapa poin pembuktian yang perlu kami cermati lebih lanjut,” ujarnya kepada awak media.
Fadly menegaskan, kliennya sebagai konsultan pengawas tidak memiliki wewenang dalam pencairan dana proyek, yang menjadi tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pengguna Anggaran (PA).
“Fakta sidang menunjukkan klien kami tidak terlibat dalam keputusan pencairan dana. Tidak ada audit yang menyebut prosedur pengawasan kami melanggar aturan,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dokumen pengawasan, seperti laporan bulanan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK), telah dipenuhi sesuai kontrak. Menurutnya, KAK lebih berkaitan dengan spesifikasi pengerjaan proyek yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa, bukan konsultan pengawas.
“Klien kami justru dimintai tanggung jawab atas kesalahan pihak lain,” sesalnya.
Kasus ini mencuat setelah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kalimantan Utara menetapkan kerugian negara sebesar Rp 44,15 miliar pada 4 Oktober 2024. Proyek RSP Bunyu, yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022 senilai Rp 52 miliar, seharusnya rampung pada Desember 2022. Namun, hingga 2023, proyek ini masih mangkrak.
Selain Rya, tiga terdakwa lain dalam kasus ini adalah Dasep Ilham Nur Akbar (Pimpinan Cabang KSO PT Mina Fajar Abadi-PT Indi Daya Karya), Hamdani (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sekaligus PPK Dinas Kesehatan Bulungan), dan Muhammad Darisman Rahmani (Pelaksana Lapangan dari CV Ardifa Dalle, CV Inaka, CV Ujung Tanjung Abadi, dan CV Fatah Rahmat).
Dampak Besar untuk Masyarakat Bunyu
Proyek RSP Bunyu merupakan proyek strategis yang diharapkan meningkatkan akses layanan kesehatan di wilayah terpencil Kalimantan Utara.
Mangkraknya proyek ini menimbulkan kekecewaan besar di kalangan masyarakat, sekaligus memunculkan pertanyaan soal efektivitas pengawasan anggaran negara. (*)