TARAKAN, 16 Oktober 2025 – Dalam lanskap ekonomi global yang dipenuhi ketidakpastian akibat perang dagang dan gejolak geopolitik, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) justru menampilkan wajah resilience yang menginspirasi. Laporan triwulan terakhir dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltara tidak hanya memaparkan angka-angka statistik, tetapi juga menggambarkan sebuah narasi tentang ketangguhan, kerja sama, dan optimisme yang hidup di tengah masyarakat.
Stabilitas Harga: Pencapaian Nyata yang Dirasakan hingga ke Dapur Masyarakat
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), gabungan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari tiga kabupaten/kota di Kaltara pada September 2025 mengalami deflasi ringan sebesar 0,01% (mtm). Secara tahunan, inflasi Kaltara berhasil ditahan di level 2,32% (yoy), suatu prestasi yang tidak hanya berada di bawah batas atas target nasional (2,5% ± 1%), tetapi juga lebih baik dari rata-rata nasional yang berada di 2,65%.
Pencapaian ini adalah buah dari upaya kolektif yang tidak kenal lelah. Deflasi bulan ini terutama disumbang oleh penurunan harga komoditas pangan strategis, seperti ikan layang yang melimpah berkat cuaca yang mendukung, dan bawang merah yang memasuki musim panen. Di sisi lain, kenaikan harga emas perhiasan dan ayam ras sempat menjadi penahan deflasi, menunjukkan dinamika pasar yang terus diwaspadai.
Di balik angka-angka ini, berlangsung kerja nyata Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang berlandaskan kerangka 4K: Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Dari 87 kegiatan pasar murah sepanjang 2025, penerapan digital farming untuk meningkatkan produktivitas, hingga fasilitasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang memastikan pasokan lancar, setiap langkahnya dirancang untuk memastikan kestabilan harga benar-benar dapat dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga, para pedagang, dan seluruh lapisan masyarakat.
Denting Pertumbuhan Kredit: Simfoni Kebangkitan Sektor Riil
Sinyal kebangkitan ekonomi Kaltara paling nyata terdengar dari sektor perbankan. Pertumbuhan kredit/pembiayaan yang melesat hingga **55,67%** (yoy) pada September 2025 bukan sekadar angka, melainkan bukti kepercayaan dunia usaha terhadap masa depan daerah ini.
1. Kredit Investasi yang melonjak 131,75% (yoy) adalah cerita tentang pembangunan infrastruktur dan ekspansi industri baru.
2. Kredit Modal Kerja yang tumbuh 32,81% (yoy) adalah napas bagi operasional usaha yang terus bergeliat.
3. Kredit Konsumsi yang tetap positif 9,95% (yoy) mencerminkan daya beli masyarakat yang masih terjaga.
Sektor industri pengolahan muncul sebagai penopang utama, menyerap 26,89% dari total kredit dengan pertumbuhan fenomenal 153,85%. Yang melegakan, euforia pertumbuhan ini tidak mengorbankan kualitas, dengan rasio kredit bermasalah (NPL gross) yang terjaga sangat rendah di level 0,95%.
Meski penyaluran kredit ke UMKM masih mengalami kontraksi ringan (-1,01% yoy), komitmen untuk menjaga kualitas kredit UMKM dengan NPL 3,56% menjadi landasan yang kokoh untuk pemulihan yang lebih inklusif ke depannya.
Transformasi Digital: Mempermudah Hidup, Memperluas Peluang
Dalam keseharian masyarakat Kaltara, revolusi digital dalam sistem pembayaran berlangsung pesat. Layanan BI-Fast mencatatkan nilai transaksi Rp3,26 triliun, tumbuh 67,10% (yoy), mencerminkan efisiensi yang semakin diandalkan. Sementara itu, sebanyak 126.243 pelaku usaha telah bergabung dalam ekosistem QRIS per Agustus 2025, membuka pintu kemudahan dan inklusi keuangan yang lebih luas. Ini adalah cerita tentang pedagang pasar, warung kopi, dan usaha mikro yang kini bertransaksi dengan lebih cepat, aman, dan modern.
Optimisme: Modal Berharga Menuju Masa Depan Gemilang
Yang paling berharga dari semua laporan ini adalah modal keyakinan dari masyarakat Kaltara sendiri. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 116,13, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) 103,99, dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 128,27. Angka-angka yang konsisten di atas 100 ini bukan hanya statistik; ini adalah suara hati warga Kaltara yang percaya bahwa hari ini lebih baik, dan esok hari akan lebih cerah lagi.
Kisah Kaltara triwulan ketiga 2025 ini adalah sebuah testament bahwa dengan tata kelola yang baik, sinergi yang erat, dan semangat gotong royong, suatu daerah tidak hanya mampu bertahan di tengah turbulensi global, tetapi juga dapat melangkah mantap menuju pertumbuhan yang berkualitas, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk semua. (sdq)




