BUNYU – Longsor menerpa dinding tambang PT Saka Putra Perkasa (SPP) di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara, pada Sabtu (12/4/2025) sekitar pukul 12.30 WITA. Beruntung, insiden ini tidak memakan korban jiwa karena tak ada aktivitas pekerja di lokasi kejadian.
Kepala Teknik Tambang PT SPP, Nurkhalis M Dullah, menjelaskan bahwa longsor dipicu oleh pergerakan material lumpur dari permukaan atas yang terdorong ke area tambang.
“Ada material lumpur yang bergerak karena dorongan dari atas, lalu masuk ke dalam area tambang,” ungkapnya.
Seusai kejadian, PT SPP langsung bertindak cepat. Perusahaan melaporkan insiden ini ke pihak berwenang sesuai prosedur dan mensterilkan area terdampak demi keamanan. Tim investigasi internal juga diterjunkan untuk menelisik penyebab pasti longsor serta mengantisipasi risiko serupa di masa mendatang.
Kini, fokus utama PT SPP adalah memperbaiki area yang terdampak secara intensif. Nurkhalis memastikan, setelah perbaikan selesai, aktivitas pertambangan di lokasi tersebut akan kembali berjalan.
“Setelah diperbaiki, lokasi ini tetap akan digunakan karena masih bagian dari area tambang,” tegasnya.
Terkait Surat Laik Operasi (SLO), Nurkhalis menyebut prosesnya masih dalam tahap penjadwalan ulang. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan evaluasi menyeluruh yang dilakukan pihak berwenang pasca-longsor. “Masih dalam proses,” ujarnya singkat.
PT SPP berkomitmen menangani insiden ini secara transparan dan memastikan keamanan operasional ke depan. Perkembangan lebih lanjut masih dinantikan. (*)