TIDENG PALE – Pembukaan Musyawarah Paguntaka Forum Komunikasi Warga Tidung (FKWT) Kalimantan Utara periode 2022-2027, menjadi momentum sejarah kebangkitan warga Tidung Ulun Pagun yang turut berkontribusi dalam merevitalisasi budaya Tidung dalam konstelasi pembangunan daerah dan nasional, Sabtu (5/11/2022).
Adapun tujuan Muspat FKWT Kaltara ini untuk menyamakan persepsi, visi dan misi seluruh warga Tidung se Kaltara dalam sebuah wadah yang terorganisir dengan baik, serta menyusun berbagai rencana strategis dalam mengambil berbagai peran dalam segala aspek kehidupan baik dalam pelestarian dan pewarisan budaya, pendidikan, sosial ekonomi, politik dan lain sebagainya.
Dalam sambutannya Ibrahim Ali mengatakan, dengan adanya FKWT di masing-masing kabupaten/kota dan Kalimantan Utara harapannya ke depan warga Tidung dapat terangkat marwahnya di kampungnya sendiri, menjadi pemain bukan penonton, menjadi sosok pembangun peradaban yang akan menjadi teladan bagi generasi Tidung dari masa ke masa.

Ketum FKWT Kaltara ini juga berpesan kepada seluruh warga Tidung Kaltara untuk terus melangkahkan kaki bersama dan terus menjaga api semangat dan solidaritas antar warga Tidung.
“Karena sumber kekuatan kita adalah persatuan, dengan bersatunya seluruh warga Tidung se Kaltara, saya yakin dan optimis kita dapat berdaya saing serta diperhitungkan keberadaannya dan tidak dianggap sebelah mata. Mari rapatkan barisan dan bersatupadu sebagaimana motto kita “belimpung taka tagas, insuway taka tapu.” ucap Ibrahim Ali.
Kedepan, Ia berharap FKWT dapat membuat program tidak hanya jangka pendek namun sampai 50 tahun yang akan datang, yang bisa di implementasikan dalam program di segala bidang, sehingga bisa mengakomodir anak-anak Tidung yang punya prestasi di bidang akademi, politik, kemudian di bidang medis dan lain-lain.
“Mungkin ada banyak kegiatan-kegiatan yang bisa kita atur terutama mendobrak bagaimana anak-anak daerah khususnya orang Tidung ini bisa, misal satu kita menempuh pendidikan di bidang kesehatan berapa anak Tidung yang bisa jadi dokter, kemudian bagaimana anak-anak Tidung ini bisa masuk untuk mengabdi di TNI dan Polri, nah ini dulu juga yang harus kita inventarisir semua karena anak-anak Tidung ini harus mengambil peranan untuk itu jangan menjadi penonton di negerinya sendiri”, tutupnya. (her/Iik)